Berharap pada hadirnya kesuksesan sering kali terhalang oleh berbagai hal yang melemahkan. Perlambatan dalam laju inflasi inti AS yang tercatat hanya sebesar 0,2% level bulanan untuk bulan Desember, keadaan tersebut memicu lonjakan besar di pasar. Saham mengalami performa terbaik sejak pemilihan presiden, imbal hasil Treasury jatuh, dan Bitcoin sempat meroket kembali di atas angka 100. 000. Dalam situasi seperti ini, para pelaku pasar pasangan mata uang EUR/USD biasanya merasa tidak nyaman. Walaupun demikian, kali ini, pasangan mata uang EUR/USD menunjukkan bahwa euro memiliki fragilitas yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan serangan balik yang signifikan.

Perdana Menteri Prancis, Francois Bayrou, telah mengajukan peningkatan defisit anggaran ke angka 5,3% dari PDB, menggantikan angka 5,1% dari pendahulunya. Meskipun begitu, mencapai kompromi dengan parlemen tetap menjadi tantangan tersendiri. Pasar pun tidak melihat pernyataan yang jelas untuk mengurangi defisit hingga 3% seperti yang diwajibkan oleh Uni Eropa. Oleh sebab itu, selisih imbal hasil antara obligasi Prancis dan Jerman tetap terhenti di sekitar 80 basis poin, angka tersebut merupakan dua kali lipat dari yang terlihat sebelum pemilihan. Investor memprediksi lonjakan ke angka 100 basis poin, dengan adanya risiko pemilihan berikutnya di musim panas 2025.

Dinamika Spread Imbal Hasil Obligasi Eropa

Dinamika spread imbal hasil obligasi Eropa saat ini mencerminkan bahwa Jerman dianggap sebagai "orang sakit" Eropa. PDB Jerman diprediksi akan menyusut 0,2% untuk tahun 2024 setelah penurunan 0,3% di tahun 2023. Selain itu, adanya mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Olaf Scholz serta pengunduran dirinya menciptakan ketidakpastian, dengan pemilihan parlemen awal yang direncanakan saat bulan Februari. Meningkatnya Indeks Kesengsaraan Weil juga menunjukkan proyeksi suram bagi ekonomi yang sebelumnya memimpin zona euro ini.

Risiko deflasi yang dapat terjadi di zona euro memaksa seisi Dewan Pemerintahan ECB untuk tidak menghentikan kebijakan dovish. Olli Rehn dan Mario Centeno menyampaikan kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga deposito menjadi 2%. Rehn menegaskan, ECB seharusnya tidak mengikuti langkah Federal Reserve, dan Eropa tidak sepatutnya menjadi "negara bagian ke-51 Amerika Serikat. " Meskipun data inflasi AS diperhatikan, pasar berjangka tetap ragu tentang apakah The Fed akan mengambil satu atau dua langkah ke arah pelonggaran moneter di tahun 2025.

Dinamika Indeks Kesengsaraan Weil

Dinamika Indeks Kesengsaraan Weil menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam laju pelonggaran moneter di Washington dan Frankfurt, yang mendukung tren penurunan EUR/USD. Untuk mengubah arah tren ini, akan diperlukan pendinginan signifikan dalam ekonomi AS serta dorongan kuat di Eropa. Dengan adanya stimulus fiskal dan tarif yang diberlakukan oleh Donald Trump, skenario semacam itu tampaknya sulit terwujud.

Meskipun terdapat kemungkinan terjadi koreksi naik, mungkin dipicu oleh data AS yang mengecewakan atau keterlambatan dalam penerapan kenaikan tarif yang dijanjikan Trump, ini akan lebih mencerminkan koreksi daripada pembalikan tren. Oleh karena itu, disarankan untuk segera menutup long position terhadap mata uang euro, sementara short position sebaiknya dipertahankan dalam waktu yang lebih lama.

Secara teknis, di dalam grafik harian pasangan mata uang EUR/USD, para penjual sudah bersiap untuk menyerang batas bawah rentang wajar antara 1. 0265 dan 1. 0445. Apabila level support tersebut berhasil ditembus, kemungkinan tren penurunan masih akan terus berlanjut dan membuka peluang untuk kembali ke short position dengan target di level 1. 012 dan 1. 000.